Kamis, 05 September 2013

Kekerasan dalam mendidik anak



Ibu         :” andi ayo pulang, mandi, dah sore!!!”
Andi       “ iya bu....” (namun sang anak tidak mengindahkan perintah ibu)
Ibu         : “ aanndii.... ayo mandi, kalo tidak ibu pukul..!”
Andi       : “iya bu, sebentar masih kurang dikit lagi”
Ibu         : (setelah 5 menit tidak dihiraukan, akhirnya sang ibu menjemput paksa anaknya sambil membawa sapu). Jadi anak tidak nurut ma orang tua ..(ceteeerrr..., sambil memukul), mau jadi apa nanti ....(ceteeeerrr..., plak...)
Andi       : “hhemmmmm..hmmmememem...(sang anak menangis)



Maksud orang tua itu baik, memukul/njewer(jawa) akan menghentikan tindakan negatif anak. Dengan memukul menurut orang tua, semua masalah akan selesai, apalagi hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi ketika sang anak sengaja berbuat salah ataupun tidak sengaja berbuat salah. Kekerasan tetap akan melahirkan atau menumbuhkan jiwa yang keras, sifat yang kaku dan tidak mau mengalah. Yang lebih parahnya lagi hal semacam ini akan ditiru, diikuti oleh anak. Jangan kaget jika anak kalau sudah besar akan melakukan apa yang diajarkan orang tua.
Si anak akan menjadi ringan tangan, ketika menghadapi sesuatu dia akan melakukan kekerasan, perkelahian dan kriminal. 
Dan celakanya lagi ketika anak sudah besar dan orang tua sudah semakin lemah, maka sang anak akan berani menentang orang tua, bahkan melawan orang tua.

Alangkah sebaiknya kita mendidik anak/teman dengan cara yang baik, sopan, santun, senyuman. Kalaupun salah,tidak sesuai dengan kehendak kita maka kita harus memperlakukan sesuai dengan batas kewajaran dan kasih sayang.  

0 komentar:

Posting Komentar